Sahabat-otomotif.com - Engine braking adalah kunci untuk mengemudi di jalanan turunan dengan aman dan mencegah rem habis atau bahkan blong karena panas. Pada mobil konvensional, caranya mudah, cukup gunakan gigi rendah dan melepas gas.
Tapi bagaimana dengan mobil listrik, Hyundai Kona Electric misalnya. Tentunya SUV listrik harus melakukan hal-hal yang dilakukan SUV seperti diajak jalan-jalan jauh menuju pegunungan dan lembah.
Tentunya mudah, Hyundai Kona Electric memiliki teknologi yang disebut Adjustable Regenerative Braking.
Menggunakannya? Lebih mudah lagi, di balik setir Hyundai Kona Electric, terdapat 2 tuas seperti paddle shifter pada mobil biasa.
Tetapi alih-alih mengganti gigi, paddle ini akan mengganti level regenerative brakingnya. Semakin besar regenerative brakingnya, semakin besar dampak engine braking yang terjadi.
Selain itu, bila regenerative brakingnya besar, maka baterai akan lebih sering terisi dan memperpanjang jarak jangkau mobil Hyundai Kona Electric menjadikan jalanan menurun sebuah bonus yang sangat besar.(skt)
Tapi bagaimana dengan mobil listrik, Hyundai Kona Electric misalnya. Tentunya SUV listrik harus melakukan hal-hal yang dilakukan SUV seperti diajak jalan-jalan jauh menuju pegunungan dan lembah.
Tentunya mudah, Hyundai Kona Electric memiliki teknologi yang disebut Adjustable Regenerative Braking.
Menggunakannya? Lebih mudah lagi, di balik setir Hyundai Kona Electric, terdapat 2 tuas seperti paddle shifter pada mobil biasa.
Tetapi alih-alih mengganti gigi, paddle ini akan mengganti level regenerative brakingnya. Semakin besar regenerative brakingnya, semakin besar dampak engine braking yang terjadi.
Selain itu, bila regenerative brakingnya besar, maka baterai akan lebih sering terisi dan memperpanjang jarak jangkau mobil Hyundai Kona Electric menjadikan jalanan menurun sebuah bonus yang sangat besar.(skt)