Sahabat-Otomotif kali ini mengambil contoh Honda CS1 2009. Honda City Sport One (CS1) adalah motor dengan basis mesin yang sama dengan Nova Sonic RS 125 dan CBR 125. Namun dibangun dengan grade (kelas kualitas) material dan setingan yang berbeda.
Kali ini kita mencoba untuk membuka kunci potensi CS1. Caranya dengan mengupgrade tiga pilar performa. Apa itu? sederhananya kita sebut 3B, yaitu boros, berkobar, dan brong (plong).
Tapi kita hanya mengupgrade 2B, yakni boros dan berkobar. Karena untuk upgrade Brong butuh dana yang tidak sedikit dengan membeli knalpot racing full system.
Pilar Performa pertama yakni, boros. Perlu diketahui bahwa karburator CS1 adalah jenis Keihin AVK 28, artinya memiliki venturi 28 mm, terbesar di kelasnya. Bandingkan dengan karbu Tiger 200cc yang ukurannya 26 mm, dan satria f150 yang juga 26 mm. Tentunya sudah ada nilai plus untuk diupgrade, tak perlu ubah karbu cukup ganti spuyer (sprayer). Spuyer yang biasa dikenal sebagai pilot jet dan main jet.
Karena dia tipe mesin putaran tinggi (hi revving engine) maka kebutuhan upgradenya hanya main jet. Kenapa gak pasang pilot jet besar? Karena knalpot masih standar, lubang kecil, tidak plong. Kalau dikasih pj besar malah brebet biasanya.
Dari berbagai info, diputuskan nekat pakai Main Jet ukuran 115 (Mj #115) milik CBR150 (KPP) monoshock tapi yang KW. Karena main jet cs1, cbr, sonic, dan NMP ukurannya spesial, tiga jenis motor itu bisa saling pakai.
Kenapa tidak pakai main jet cbr/sonic original? Alasannya mahal dipasaran, 1 main jet dibandrol Rp 95-130 ribu. Sementara mj CBR KW tinggal kita beli repairkit aftermarket saja dengan harga Rp 40 ribu di OL shop.
[caption id="attachment_2108" align="aligncenter" width="750"] Perbedaan lubang pengkabut bensin atau main jet antara CS1 dan CBR150[/caption]
Balik lagi ke main jet CBR. Apa gak kebesaren, Mj standar cs1 kan ukuran #108 sementara mj CBR ukuran #115? Sahabat-Otomotif telah mempelajari ternyata CBR125 eropa standarnya butuh mj 118. Maka bisa dibalik logikanya, mj 115 di karbu standar cs1 yang udah racing itu pasti bisa juga.
Setelah dicoba ternyata bisa! (pasang mj 115 saja, sisanya tetap jeroan karbu cs1). Hanya saja harus buka saringan filter udara. Kotak filter tetap terpasang dan tutup filter terpasang namun diberi celah.
Tutup filter dipasang tapi setiap baut diganjal dengan ring. Sehingga tutup filter gak bisa rapat masih menyisakan celah 2 mm. Hal itu membantu angin gampang masuk.
Pilar performa kedua adalah berkobar. Dalam pilar ini kita upgrade kelistrikan yang bikin pengapian pembakar BBM jadi tangguh. Pertama, pakai Ferrite bead atau gelang ferromagnetic, harganya di OL shop hanya Rp 4.000-7000 per pcs. Lalu 1 buah diklip ke kabel busi. Gelang ferrite atau ferrite bead untuk membuat lecutan listrik busi jadi kurus/tipis dan fokus. Hal ini sangat baik bagi topspeed. Ini harus diingat.
Kemudian untuk mendongkrak pengapian, juga bisa beli “volt stabilizer aki”. Ini sebenarnya elco atau kapasitor. Namun jika gak paham kelistrikan maka tinggal beli di OL shop harganya Rp 85 ribu. Dipasang, tinggal dibaut ke kutup positif dan negatif aki secara rangkaian paralel.
Jika Volt Stabilizer dirasa kurang murah, bikin sendiri saja. Beli kapasitor atau elco di toko elektronik atau online. Kapasitas 10.000 uF (mikrofarad) dan 50 volt. Harga kisaran Rp 15 ribu, ongkos kirim Rp 10 ribu. Rangkai dengan kabel sedemikian rupa untuk disambung ke aki. Kutub positif elco ketemu positif aki, kutub negatif elco ketemu kutub negatif aki.
Busi, disarankan memakai yang projected atau ujung busi yang maju atau menonjol. Dalam hal ini NGK MR8E milik Satria FI atau Yamaha YZF R15. Agar kuat membakar uap bensin yang lebih banyak suplainya.
Hasilnya Bikin Nyengir. Ternyata dengan semua setingan itu, rpm bisa cepat naik, power dan torsi terasa meningkat, di jalanan jadi pengen ngebut terus. Tapi bbm agak boros. Ingat harus terima konsekuensi boros itu, kita hidup di dunia yang fana jadi ada sebab-akibat. Namun dengan modif performa ini, bakal lebih aman dibanding harus stroke up dan bore up. Bisa dibilang ini konsep modif Murmerceng alias murah meriah kenceng. (yy)
Kali ini kita mencoba untuk membuka kunci potensi CS1. Caranya dengan mengupgrade tiga pilar performa. Apa itu? sederhananya kita sebut 3B, yaitu boros, berkobar, dan brong (plong).
Tapi kita hanya mengupgrade 2B, yakni boros dan berkobar. Karena untuk upgrade Brong butuh dana yang tidak sedikit dengan membeli knalpot racing full system.
Pilar Performa pertama yakni, boros. Perlu diketahui bahwa karburator CS1 adalah jenis Keihin AVK 28, artinya memiliki venturi 28 mm, terbesar di kelasnya. Bandingkan dengan karbu Tiger 200cc yang ukurannya 26 mm, dan satria f150 yang juga 26 mm. Tentunya sudah ada nilai plus untuk diupgrade, tak perlu ubah karbu cukup ganti spuyer (sprayer). Spuyer yang biasa dikenal sebagai pilot jet dan main jet.
Karena dia tipe mesin putaran tinggi (hi revving engine) maka kebutuhan upgradenya hanya main jet. Kenapa gak pasang pilot jet besar? Karena knalpot masih standar, lubang kecil, tidak plong. Kalau dikasih pj besar malah brebet biasanya.
Dari berbagai info, diputuskan nekat pakai Main Jet ukuran 115 (Mj #115) milik CBR150 (KPP) monoshock tapi yang KW. Karena main jet cs1, cbr, sonic, dan NMP ukurannya spesial, tiga jenis motor itu bisa saling pakai.
Kenapa tidak pakai main jet cbr/sonic original? Alasannya mahal dipasaran, 1 main jet dibandrol Rp 95-130 ribu. Sementara mj CBR KW tinggal kita beli repairkit aftermarket saja dengan harga Rp 40 ribu di OL shop.
[caption id="attachment_2108" align="aligncenter" width="750"] Perbedaan lubang pengkabut bensin atau main jet antara CS1 dan CBR150[/caption]
Balik lagi ke main jet CBR. Apa gak kebesaren, Mj standar cs1 kan ukuran #108 sementara mj CBR ukuran #115? Sahabat-Otomotif telah mempelajari ternyata CBR125 eropa standarnya butuh mj 118. Maka bisa dibalik logikanya, mj 115 di karbu standar cs1 yang udah racing itu pasti bisa juga.
Setelah dicoba ternyata bisa! (pasang mj 115 saja, sisanya tetap jeroan karbu cs1). Hanya saja harus buka saringan filter udara. Kotak filter tetap terpasang dan tutup filter terpasang namun diberi celah.
Tutup filter dipasang tapi setiap baut diganjal dengan ring. Sehingga tutup filter gak bisa rapat masih menyisakan celah 2 mm. Hal itu membantu angin gampang masuk.
Pilar performa kedua adalah berkobar. Dalam pilar ini kita upgrade kelistrikan yang bikin pengapian pembakar BBM jadi tangguh. Pertama, pakai Ferrite bead atau gelang ferromagnetic, harganya di OL shop hanya Rp 4.000-7000 per pcs. Lalu 1 buah diklip ke kabel busi. Gelang ferrite atau ferrite bead untuk membuat lecutan listrik busi jadi kurus/tipis dan fokus. Hal ini sangat baik bagi topspeed. Ini harus diingat.
Kemudian untuk mendongkrak pengapian, juga bisa beli “volt stabilizer aki”. Ini sebenarnya elco atau kapasitor. Namun jika gak paham kelistrikan maka tinggal beli di OL shop harganya Rp 85 ribu. Dipasang, tinggal dibaut ke kutup positif dan negatif aki secara rangkaian paralel.
Jika Volt Stabilizer dirasa kurang murah, bikin sendiri saja. Beli kapasitor atau elco di toko elektronik atau online. Kapasitas 10.000 uF (mikrofarad) dan 50 volt. Harga kisaran Rp 15 ribu, ongkos kirim Rp 10 ribu. Rangkai dengan kabel sedemikian rupa untuk disambung ke aki. Kutub positif elco ketemu positif aki, kutub negatif elco ketemu kutub negatif aki.
Busi, disarankan memakai yang projected atau ujung busi yang maju atau menonjol. Dalam hal ini NGK MR8E milik Satria FI atau Yamaha YZF R15. Agar kuat membakar uap bensin yang lebih banyak suplainya.
Hasilnya Bikin Nyengir. Ternyata dengan semua setingan itu, rpm bisa cepat naik, power dan torsi terasa meningkat, di jalanan jadi pengen ngebut terus. Tapi bbm agak boros. Ingat harus terima konsekuensi boros itu, kita hidup di dunia yang fana jadi ada sebab-akibat. Namun dengan modif performa ini, bakal lebih aman dibanding harus stroke up dan bore up. Bisa dibilang ini konsep modif Murmerceng alias murah meriah kenceng. (yy)