Sahabat-otomotif.com - Produk skuter matik alias skutik dengan mesin di atas 125 cc makin memikat hati masyarakat Indonesia.
Banyak produsen serta dealer kendaraan roda dua yang makin menggenjot sektor tersebut.
Tahun ini, kontribusi produk big scooter ditargetkan bisa menyerap tipe lainnya.
Presiden Direktur PT Mitra Pinasthika Mulia (MPM Honda) Suwito M menjelaskan, produk skutik besar merupakan yang paling bersinar di tengah dominasi motor transmisi otomatis (AT).
Menurut dealer sepeda motor Honda wilayah Jatim dan Nusa Tenggara Timur (NTT) itu, penjualan sepeda motor ala-ala touring mengalami peningkatan.
’’Selama ini, produk kami selalu disambut dengan antusias oleh konsumen,’’ ujarnya saat peluncuran New PCX 160 cc di Surabaya pekan lalu (20/2).
Sejak mulai ramainya skutik besar pada 2014, perhatian konsumen mulai teralihkan. Pada awal 2015, produk tersebut menyerap 12 persen dari total penjualan sepeda motor AT. Tahun lalu, kontribusi sepeda motor matik 150 cc sudah tumbuh menjadi 32 persen.
Di lingkup MPM Honda sendiri, produk big scooter sudah menyerap setidaknya 8 persen dari total penjualan motor matik. Namun, perusahaan tersebut menargetkan menjual 4500 unit Honda New PCX, produk bigs scooter mereka. Target tersebut lebih tinggi 30 persen dibanding tahun lalu.
’’Kami perkirakan kontrubsi PCX tahun bisa berkembang hingga 12 persen dalam penjualan motor matik kami,’’ ungkap Abdy Ronotana, marketing sales & distribution division head MPM Honda.
Sementara itu, Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia ( AISI) Sigit Kumala mengatakan, kenaikan penjualan big scooter merupakan bukti dari pergeseran tren konsumen sepeda motor. Kini, sepeda motor bukan lagi dilihat sebagai transportasi yang murah dan irit. Melainkan, lebih ke produk yang juga bisa dipamerkan ke lingkungan sekitar.
‘’Saya rasa ini soal gaya hidup. Banyak yang ingin menghindari macet namun tetap ingin nyaman dan terlihat keren,’’ ungkapnya.
Soal dominasi motor matik, dia mengatakan bahwa 86 persen penjualan sepeda motor Indonesia memang diserap tipe tersebut. Kemungkinan besar, kontribusi tersebut juga bakal meningkat di masa depan. Terutama, di kota-kota besar dan wilayah satelitnya.
Jatim sendiri bakal jadi pilar dalam kinerja tersebut. Per 2019, market share sektor sepeda motor jatim mencapai 17 persen. Hanya kalah dari Jawa Barat yang menyerap 18 persen penjualan sepeda motor nasional. ‘’Untuk 2020 sendiri, kami belum punya angkanya," pungkasnya. (jwp)
Banyak produsen serta dealer kendaraan roda dua yang makin menggenjot sektor tersebut.
Tahun ini, kontribusi produk big scooter ditargetkan bisa menyerap tipe lainnya.
Presiden Direktur PT Mitra Pinasthika Mulia (MPM Honda) Suwito M menjelaskan, produk skutik besar merupakan yang paling bersinar di tengah dominasi motor transmisi otomatis (AT).
Menurut dealer sepeda motor Honda wilayah Jatim dan Nusa Tenggara Timur (NTT) itu, penjualan sepeda motor ala-ala touring mengalami peningkatan.
’’Selama ini, produk kami selalu disambut dengan antusias oleh konsumen,’’ ujarnya saat peluncuran New PCX 160 cc di Surabaya pekan lalu (20/2).
Sejak mulai ramainya skutik besar pada 2014, perhatian konsumen mulai teralihkan. Pada awal 2015, produk tersebut menyerap 12 persen dari total penjualan sepeda motor AT. Tahun lalu, kontribusi sepeda motor matik 150 cc sudah tumbuh menjadi 32 persen.
Di lingkup MPM Honda sendiri, produk big scooter sudah menyerap setidaknya 8 persen dari total penjualan motor matik. Namun, perusahaan tersebut menargetkan menjual 4500 unit Honda New PCX, produk bigs scooter mereka. Target tersebut lebih tinggi 30 persen dibanding tahun lalu.
’’Kami perkirakan kontrubsi PCX tahun bisa berkembang hingga 12 persen dalam penjualan motor matik kami,’’ ungkap Abdy Ronotana, marketing sales & distribution division head MPM Honda.
Sementara itu, Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia ( AISI) Sigit Kumala mengatakan, kenaikan penjualan big scooter merupakan bukti dari pergeseran tren konsumen sepeda motor. Kini, sepeda motor bukan lagi dilihat sebagai transportasi yang murah dan irit. Melainkan, lebih ke produk yang juga bisa dipamerkan ke lingkungan sekitar.
‘’Saya rasa ini soal gaya hidup. Banyak yang ingin menghindari macet namun tetap ingin nyaman dan terlihat keren,’’ ungkapnya.
Soal dominasi motor matik, dia mengatakan bahwa 86 persen penjualan sepeda motor Indonesia memang diserap tipe tersebut. Kemungkinan besar, kontribusi tersebut juga bakal meningkat di masa depan. Terutama, di kota-kota besar dan wilayah satelitnya.
Jatim sendiri bakal jadi pilar dalam kinerja tersebut. Per 2019, market share sektor sepeda motor jatim mencapai 17 persen. Hanya kalah dari Jawa Barat yang menyerap 18 persen penjualan sepeda motor nasional. ‘’Untuk 2020 sendiri, kami belum punya angkanya," pungkasnya. (jwp)