Sahabat-Otomotif.Com – Demam motor trail di kalangan pecinta otomtif kembali menyeruak. Hal itu seiring banyak event yang diadakan, juga karena munculnya komunitas motor trail. Tidak hanya motor trail asal pabrikan yang berlaga, namun juga hasil modifikasi.
Kali ini Sahabat-Otomotif.Com mengumpulkan data tentang bagaimana meracik oli shock agar motor trail hasil modifikasi bisa enak untuk terabas. Basis olinya ada 2 yang utama. Pertama, minyak goreng atau oli SAE 0w-20 yang memberi respon lunak namun rebound cepat. Kedua, oli samping 2 tak yang rata-rata memberi respon lunak dan rebound lambat.
Campuran kedua oli ini dalam takaran 50:50 akan menghasilkan sifat shock seperti bawaan pabrikan pada motor bebek seperti Honda Supra X 125. Artinya komposisi 50:50 cocok bagi mereka yang ingin memiliki shock lembut namun rebound agak cepat seperti bawaan pabrik.
Maka dengan melihat hal itu, untuk motor trail besutan sendiri atau modifikasi seyogianya lebih banyak porsi oli samping 2 tak. Artinya untuk motor trail oli shocknya 40 persen dari minyak goreng atau oli SAE 0w-20 dan 60 persen dicampur oli samping.
Lalu bagaimana jika oli samping saja yang dipakai. Sejauh ini baru ada testimoni di motor bebek sport untuk dibawa cornering. Saat masuk tikungan, ban belakang akan terasa setengah ngedrift (ngesot) dan setengah gripping. Hal ini karena shock depan lambat rebound saat direm masuk tikungan. Dan katanya, cukup memuaskan hal ini di dunia cornering jalanan.
Sementara jika memakai minyak goreng saja atau oli SAE 0w-20, sifatnya seperti Satria FU yang gerakan reboundnya cepat. Sebenarnya Satria FU rebound cepat bukan hanya karena oli shocknya namun karena keseluruhan motor yang sangat ringan. Maka oli shock motor trail modifikasi jika diracik pakai minyak ini, akan bersifat seperti Satria FU. (yy/dari berbagai sumber)
Kali ini Sahabat-Otomotif.Com mengumpulkan data tentang bagaimana meracik oli shock agar motor trail hasil modifikasi bisa enak untuk terabas. Basis olinya ada 2 yang utama. Pertama, minyak goreng atau oli SAE 0w-20 yang memberi respon lunak namun rebound cepat. Kedua, oli samping 2 tak yang rata-rata memberi respon lunak dan rebound lambat.
Campuran kedua oli ini dalam takaran 50:50 akan menghasilkan sifat shock seperti bawaan pabrikan pada motor bebek seperti Honda Supra X 125. Artinya komposisi 50:50 cocok bagi mereka yang ingin memiliki shock lembut namun rebound agak cepat seperti bawaan pabrik.
Maka dengan melihat hal itu, untuk motor trail besutan sendiri atau modifikasi seyogianya lebih banyak porsi oli samping 2 tak. Artinya untuk motor trail oli shocknya 40 persen dari minyak goreng atau oli SAE 0w-20 dan 60 persen dicampur oli samping.
Lalu bagaimana jika oli samping saja yang dipakai. Sejauh ini baru ada testimoni di motor bebek sport untuk dibawa cornering. Saat masuk tikungan, ban belakang akan terasa setengah ngedrift (ngesot) dan setengah gripping. Hal ini karena shock depan lambat rebound saat direm masuk tikungan. Dan katanya, cukup memuaskan hal ini di dunia cornering jalanan.
Sementara jika memakai minyak goreng saja atau oli SAE 0w-20, sifatnya seperti Satria FU yang gerakan reboundnya cepat. Sebenarnya Satria FU rebound cepat bukan hanya karena oli shocknya namun karena keseluruhan motor yang sangat ringan. Maka oli shock motor trail modifikasi jika diracik pakai minyak ini, akan bersifat seperti Satria FU. (yy/dari berbagai sumber)
